Pelaksanaan Rangkaian Agenda Pertemuan G20 Sesuai Perencanaan
By Abdi Satria
nusakini.com-Jakarta- Pelaksanaan Agenda 2nd FCBD Meeting dan 1st FMCBG Meeting sebagai bagian dari rangkaian Presidensi G20 Indonesia sudah sesuai dengan perencanaan yang dilakukan panitia. Namun demikian, panitia terus melakukan mitigasi dan penyesuaian di lapangan serta juga dengan terus memonitor perkembangan kasus Covid-19. Hal ini diungkapkan oleh Rudy Rahmaddi selaku Sekretaris Logistik Finance Track G20, Selasa (15/02).
Mengenai keputusan pemindahan lokasi pertemuan FCBD dan FMCBG dari Bali ke Jakarta, Rudy mengatakan bahwa panitia terus memantau perkembangan kasus Covid dari waktu ke waktu, tidak hanya secara nasional tetapi juga global dan termasuk perkembangan Covid di negara-negara transit yang merupakan titik-titik transit delegasi untuk datang ke Indonesia. Selain itu, panitia juga memperhatikan ekpektasi kehadiran dari para delegasi yang mereka sampaikan melalui survei kehadiran sebelumnya.
“Pada waktu melakukan survei kehadiran kepada para delegasi ini sebelum mereka datang, sebagian besar peserta itu lebih memilih penyelenggaraan di Jakarta pada waktu itu. Ini mungkin salah satunya karena didukung oleh pertimbangan pada saat itu (waktu survei diselenggarakan) belum ada penerbangan transit dari Jakarta ke Bali, yang kemudian itu menjadi salah satu pertimbangan mereka untuk akhirnya memilih pertemuan di Jakarta, serta pertimbangan kasus Covid yang ada di negara masing-masing,” jelas Rudy.
Rudy melanjutkan bahwa hal ini juga menjadi satu keputusan dari panitia untuk menyesuaikan rencana penyelenggaraan yang tadinya di Bali dipindahkan ke Jakarta untuk memaksimalkan kehadiran para delegasi.
“Namun demikian, penyelenggara ini hanya bertukar tempat saja karena di dalam tabel perencanaan kita yang tadinya penyelenggaran meeting untuk pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Central negara-negara G20 di bulan Februari ini yang sedianya diselenggarakan di Bali kita pindahkan ke Jakarta, dan nanti yang bulan Juli pertemuan yang ketiga itu nanti akan kita ganti dengan pertemuan yang sedianya direncanakan ke Jakarta tapi nanti kita ganti di Bali,” tambah Rudy.
Mengenai kebijakan penanganan protokol kesehatan bagi para delegasi negara-negara G20, Rudy mengatakan bahwa panitia penyelenggara bersama Satgas Penanganan Covid-19 Nasional terus berkoordinasi dan melakukan kolaborasi dalam pengaturan dalam pelaksanaannya.
“Kita lakukan secara kolaboratif antara Satgas Covid Nasional kemudian Kementerian Kesehatan dan pihak lain yang terkait baik itu TNI-Polri untuk mengatur dan menyelenggarakan protokol kesehatan bagi para delegasi,” kata Rudy.
Selanjutnya, Rudy menegaskan bahwa panitia akan menerapkan skema travel bubble sebagai bentuk karantina bagi delegasi yang datang ke Jakarta. Dengan jadwal kegiatan yang sangat ketat maka dalam skema bubble, pelaksanaan pertemuannya itu sendiri menjadi bagian dari karantina.
“Jadi selama mereka menyelenggarakan pertemuan itu kita atur supaya minimal kontak dengan pihak yang di luar pertemuan itu sendiri. Kita atur sedemikian rupa sehingga tidak boleh berinteraksi dengan masyarakat dari luar, ataupun kalaupun ada berinteraksi itu hanya untuk mereka yang mendukung terkait dengan penyelenggaraan pertemuan ini, dan selama pertemuan itu kita wajibkan untuk melaksanakan swab antigen, serta pada saat kedatangan di Indonesia kita wajibkan dia untuk swab PCR dan hasilnya harus negatif sebelum dia menyelenggarakan pertemuan di Indonesia,” tegas Rudy. (rls)